Dajjal Dalam Berbagai Agama

 Ask - Ask.co.id - Index

Assalamualaikum.. Sahabat Bagaimana Keadaan Kalian Hari Ini, Kami Doakan Semoga Sehat Selalu.

Dajjal Dalam Berbagai Agama

Dajjal dalam berbagai Agama

Dajjal Dalam Berbagai Agama

Dalam agama Islam, Dajjal adalah makhluk paling mengerikan yang akan meluluhlantahkan manusia di akhir zaman dengan fitnah-fitnah keji, pembunuhan, dan peperangan.

Namun agama Yahudi secara halus maupun terang-terangan  justru menunggu kedatangan sosok Dajjal. Lantas, bagaimana Dajjal menurut Kristen, Hindu maupun Buddha?

Namun, perlu digarisbawahi pernyataan berikut bahwa perbedaan presepsi agama seperti melihat telur yang pecah. Sehingga jika ditanyakan manakah yang telur, masing-masing agama bisa mempunyai jawaban berbeda.

Agama A menjawab putih telur, agama B menjawab kuning telur, dan agama C menjawab cangkang telur. Lalu apa jawaban menurut para pembaca?


Dajjal dalam Islam 

Islam sangat tegas memberi tahu akan datangnya Dajjal yang harus diwaspadai. Banyak hadis Nabi Muhammad SAW menjelaskan ciri-ciri sosok ini. Dari bentuk tubuhnya, tempat lahirnya, hingga kematiannya sangat lengkap terangkum di banyak sabda Nabi Muhammad SAW.

Menurut Islam, Dajjal adalah makhluk dari golongan manusia. Wujudnya laki-laki bermata satu dan akan diikuti oleh umat Yahudi. Seperti penjelasan hadis berikut:

Nabi Muhammad SAW bersabda "Kebanyakan pengikut Dajjal adalah Yahudi, anak-anak dan para wanita pezina terang-terangan."

 Alquran tidak menjelaskan detail sosok Dajjal ini. Namun dalam Islam, Dajjal merupakan hal yang wajib dipercaya akan muncul di akhir zaman.



Dajjal dalam Messiash - Yahudi

Berbeda dengan Islam yang menjadikan kemunculan Dajjal sebagai akhir zaman, bagi Yahudi, kemunculan Al-Masih Dajjal diyakini sebagai hari kemenangan dan kejayaan mereka.

Imran Nazar Hosein, seorang pakar eskatologi Islam dalam bukunya Jerusalem In the Qur'an, menjelaskan dengan benderang tujuh tanda kehadiran Dajjal atau Al Masih.

Namun Al Masih yang mereka tunggu bukanlah kedatangan Nabi Isa Al Masih (Yesus) sebagimana keyakinan Islam dan Kristen. Umat Yahudi sebelum era Kristen berbeda pendapat tentang siapa Al Masih. 

Satu pihak berpendapat Al Masih adalah Nabi Isa / Yesus dan membentuk agama Katolik dan Kristen. Sebagian Yahudi lain berpendapat Al Masih bukanlah Nabi Isa / Yesus, namun Al Masih lain. Memungkinkan Al Masih yang dimaksud adalah Al Masih Dajjal.



Dajjal dalam Antikristus - Kristen 

Dajjal dalam Kristen populer dengan Istilah Antikristus, yang termuat di beberapa ayat Al Kitab seperti Yohanes 2 Ayat 18 dan Yohanes 1 Ayat 7.

Istilah Antikristus berasal dari bahasa Yunani antikristos. Kata ini terdiri dari dua kata. Yakni anti yang berarti lawan dan kristos yang artinya Kristus.

Dengan penyederhanaan, antikristus artinya adalah Lawan Kristus dengan kata lain dia adalah musuh besar Kristus atau Tuhan Yesus yang berlawanan dengannya dalam hal sifat dasar dan ajaran.

Dalam teologi Kristen, Antikristus adalah pemimpin yang diindukbuahkan Al Kitab dan akan menjadi musuh Kristus dan akan menyesatkan banyak orang.

Jika ditarik ke belakang, konsep Antikristus serupa dengan Dajjal dalam Islam. Kedatangannya akan menjadi musuh Kristus atau Nabi Isa / Yesus dalam Islam.



Dajjal dalam Syangkhuny - Hindu

Sedikit berbeda dengan ajaran Islam dan Kristen, dalam agama Hindu, Dajjal adalah biang keladi dalam penyebab terjadinya peperangan umat manusia.

Sosok ini mempunyai sifat cerdik, sangat licik, dan provokatif. Dalam metode penyampaian Hindu, sosok Dajjal ditransformasikan menjadi sosok figur yang bernama Shangkhuny.

Nama lain Shangkhuny adalah Swala Putra atau Suman dan disebut juga dengan Trigandalpati. Menurut Mahabarata, Shangkuny merupakan personifikasi dari dua parayoga, yaitu masa kakacauan di muka bumi, pendahulu zaman kegelapan atau maliyoga.

Sama dengan Dajjal pada Islam, sosok Sangkhuny pada Hindu digambarkan sebagai penyebar fitnah, provokasi, dan bermata satu.



Dajjal dalam Individualisme - Buddha

Dajjal, menurut Buddha, berbeda pula dengan Hindu, Kristen, Yahudi maupun Islam. Ideologi Buddha memaknai sosok jahat Dajjal bukan tentang siapa, melainkan setiap individu manusia itu sendiri.

Sehingga dalam ajarannya, seorang Buddha harus meninggalkan sifat-sifat kejahatan nafsunya. Nafsu jahat yang ada di setiap manusia inilah yang diidentikkan dengan sosok Dajjal.

Nafsu yang dimaksudkan bukanlah nafsu manusiawi seperti nafsu seksual, nafsu makan atau nafsu tidur. Namun nafsu di sini adalah nafsu amarah yang mendorong manusia pada kejahatan, kebencian, kebohongan, keserakahan, permusuhan, dendam, dan peperangan.

Dengan kata lain, siapa pun setiap manusia yang mengikuti nafsu kejahatannya,  dia adalah Dajjal dalam agama Buddha.




Banyak Hal Yang Akan Kita Bahas Silahkan Kunjungi Website Kami Secara Berkala Agar Anda Tidak Ketinggalan Informsi Yang Unik Dan Menarik Lainya, Share Bila Postingan Ini Bermanfaat.

Terimakasih Dan Sampai Jumpa.

Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama