Anggota DPR Bukan Wakil Rakyat Tapi Wakil Partai

 Ask - Ask.co.id - Index

Assalamualaikum Sahabat Bagaimana Keadaan Kalian Hari Ini, Kami Doakan Semoga Sehat Selalu.

Anggota DPR Bukan Wakil Rakyat Tapi Wakil Partai

Anggota DPR Bukan Wakil Rakyat Tapi Wakil Partai


Saya kira itu pemikiran yang sangat logis, kita sangat paham bagaimana proses pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di lakukan. Dengan biaya yang tidak sedikit plus melibatkan seluruh element masyarakat baik yang miskin maupun yang kaya. Tetapi setelah mereka memperoleh kursi parlemen apa yang mereka lakukan ?


Mereka lupa bahwa ribuan orang yang telah memilihnya menunggu supaya anggota DPR yang mereka pilih bisa mewakili suara mereka. Mereka berharap agar hak-hak mereka bisa diperoleh melalui wakil mereka yang duduk di parlemen.

Ternyata kenyataan berbicara lain, para anggota dewan yang biasa kita sebut dengan anggota DPR tidak mengakomodir harapan rakyat yang telah memilihnya. Untuk membuat sebuah keputusan mereka pasti hanya akan melihat kesepakatan partainya saja. Jadi mereka tidak memiliki pemikiran dan suara dari dalam diri sendiri, mereka hanyalah robot-robot atau antek-antek partai saja. Untuk menyatakan sikap pada suatu permasalahan mereka pasti akan berkiblat pada partai.

Sudah tidak pantas lagi mereka (DPR) selalu dibangga-banggakan, dihormati, diagungkan, bahkan disebut Wakil Rakyat sekalipun. Benar sekali kalau dalam suatu kitab dijelaskan bahwa “setiap manusia nanti akan dibangkitkan sesuai amalnya selama di muka bumi dengan wajah dan bentuk tubuh yang berbeda”, dan bentuk tikus lah minimal untuk mereka (koruptor). Semuanya telah dikendalikan dengan dorongan hawa nafsu. Hanya di tangan para pemuda perubahan negeri ini akan menjadi lebih baik. Tentunya dimulai dari diri sendiri dan orang lain yang ada di sekitar kita.


Saat ini memang masih ada beberapa Anggota Dewan yang idealismenya masih kuat dalam memperjuangkan kebenaran, namun secara kuantitas masih kalah dengan para Anggota Dewan yang tiada henti-hentinya menindas rakyat sehingga wajar bila terkadang tidak dimunculkan di media. Karena media pun sekarang telah dikuasai oleh orang-orang yang berkepentingan dalam pencitraan partai politik maupun pribadinya masing-masing.


Oleh karena itu, penulis berharap kepada para DPR yang masih tetap istiqamah dalam menegakkan kebenaran, jangan sampai terpengaruh atau bahkan juga larut dalam lautan dan lingkran setan yang tak terkendalikan tersebut. Jangan karena hanya melihat ada DPR yang korupsi dan tindakan jorok lainnya malah dicontoh dan diikuti oleh DPR yang lain.


Rakyat sekarang merasa repot dan bingung siapa yang harus dijadikan contoh dan benar-benar sebagai Wakil Rakyat. Wajar jika anak muda sekarang ditanyakan, pekerjaan apa yang dapat mempercepat merubah nasib dari latar belakang biasa menjadi kaya raya dan waah, jawabannya satu yaitu masuk di partai politik dan menjadi wakil rakyat. Menjadi koruptor seakan sudah mendarah daging dalam mental negeri ini. Sungguh ngeri melihat realitas negeri ini. Semua sudah tergila-gila terhadap uang yang sebenarnya bukan menjadi haknya.


Sudah tidak pantas lagi mereka (DPR) selalu dibangga-banggakan, dihormati, diagungkan, bahkan disebut Wakil Rakyat sekalipun. Benar sekali kalau dalam suatu kitab dijelaskan bahwa “setiap manusia nanti akan dibangkitkan sesuai amalnya selama di muka bumi dengan wajah dan bentuk tubuh yang berbeda”, dan bentuk tikus lah minimal untuk mereka (koruptor). Semuanya telah dikendalikan dengan dorongan hawa nafsu. Hanya di tangan para pemuda perubahan negeri ini akan menjadi lebih baik. Tentunya dimulai dari diri sendiri dan orang lain yang ada di sekitar kita.


Jika hal ini dibiarkan, maka rantai lingkaran setan akan tetap melaju tanpa ada kendali dan kontrol baik dari internal maupun eksternal. Sistem demokrasi pun sedikit demi sedikit akan pincang disebabkan oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak konsisten. Namun satu saat penulis berharap Indonesia menjadi bangsa yang besar, bangsa yang penuh dengan kejujuran, amanah dan muncul kesadaran bersama bahwa Indonesia bisa berubah. Tanpa harus dihiasi dengan korupsi, kolusi, nepotisme, suap dan kejahatan lainnya.



Kita kembali teringat lagu Iwan Fals yang bejudul “Surat Buat Wakil Rakyat” yang ngetop pada tahun 90 an :


Untukmu yang duduk sambil diskusi

Untukmu yang biasa bersafari

Di sana, di gedung DPR



Wakil rakyat kumpulan orang hebat

Bukan kumpulan teman teman dekat

Apalagi sanak famili



Di hati dan lidahmu kami berharap

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan



Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam



Di kantong safarimu kami titipkan

Masa depan kami dan negeri ini

Dari Sabang sampai Merauke



Saudara dipilih bukan dilotre

Meski kami tak kenal siapa saudara

Kami tak sudi memilih para juara

Juara diam, juara he'eh, juara ha ha ha......



Untukmu yang duduk sambil diskusi

Untukmu yang biasa bersafari

Di sana, di gedung DPR



Di hati dan lidahmu kami berharap

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan


Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tahu nyanyian lagu "setuju......"


Semoga Bermanfaat.


Banyak Hal Yang Akan Kita Bahas Silahkan Kunjungi Website Kami Secara Berkala Agar Anda Tidak Ketinggalan Informsi Yang Unik Dan Menarik Lainya, Share Bila Postingan Ini Bermanfaat.

Terimakasih Dan Sampai Jumpa.


Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama