IJAZAH AMALAN & KAROMAH SYECH HAMID PASURUAN

Ask Dunia Dalam Berita - Berita Dalam Dunia.

 Ask - www.Ask.co.id - Index

Assalamualaikum Sahabat Bagaimana Keadaan Kalian Hari Ini, Kami Doakan Semoga Sehat Selalu.

IJAZAH AMALAN & KAROMAH SYECH HAMID PASURUAN 

Setiap pergi ke manapun Kyai Hamid selalu didatangi oleh umat, yang berduyun duyun meminta doa padanya. 

IJAZAH AMALAN & KAROMAH SYECH HAMID PASURUAN

Bahkan ketika naik haji ke mekkah pun banyak orang tak dikenal dari berbagai bangsa yang 

datang dan berebut mencium tangannya. darimana orang tau tentang derajat Kyai Hamid? 

Mengapa orang selalu datang memuliakannya? 

Konon inilah keistimewaan beliau, beliau derajatnya ditinggikan oleh Allah Ta'ala.



Pada suatu saat orde baru ingin mengajak Kyai Hamid masuk partai pemerintah. 

Kyai Hamid menyambut ajakan itu dengan ramah dan menjamu tamunya dari kalangan birokrat. 

Ketika surat persetujuan masuk partai pemerintah itu disodorkan bersama pulpennya, 

Kyai Hamid menerimanya dan menandatanganinya. 

Anehnya pulpen tak bisa keluar tinta, diganti polpen lain tetap tak mau keluar tinta. 

Akhirnya Kyai Hamid berkata: 

“Bukan saya yang gak mau tanda tangan, tapi bolpointnya gak mau”. 

Itulah Kyai Hamid dia menolak dengan cara yang halus dan 

tetap menghormati siapa saja yang bertamu kerumahnya.



Suatu ketika ada seseorang meminta nomer togel ke Kyai Hamid. 

Oleh Kyai Hamid diberi dengan syarat jika dapat togel maka uangnya harus 

dibawa kehadapan Kyai Hamid. 

Maka orang tersebut benar-benar memasang nomer pemberian Kyai Hamid dan menang. 

Saran ditaati uang dibawa kehadapan Kyai Hamid. 

Oleh kyai uang tersebut dimasukan ke dalam bejana dan disuruh melihat apa isinya. 

Terlihat isinya darah dan belatung. 

Kyai Hamid berkata 

“tegakah saudara memberi makan anak istri saudara dengan darah dan belatung?” 

Orang tersebut menangis dan bertobat.



Inilah beberapa dari banyak karomah Kyai Hamid. 

Kyai Hamid adalah realita nyata tentang munculnya seorang hamba Allah Ta'ala yang mempunyai kekuatan ma’rifat billah yang mumpuni dan kekuatan musyahadah atas nur tajalli dengan 


maqam wilayah yang amat tinggi. 

Dan kekuatan tersebut tentu tidak mungkin beliau dapatkan dengan serta merta 

tanpa melalui tahapan-tahapan amaliyah dan maqamat tarekat yang beliau jalani dan 

beliau istiqamahkan. 

Setidaknya dari sirah Kyai Hamid yang dapat kita baca, 

kualitas amaliyah dan maqamat itulah yang selalu beliau pancarkan dalam setiap gerak langkah beliau. Kewara’an, kezuhudan, ketawadlu’an, kesabaran, keistiqamahan, dan riyadlah.



Pada saat-saat awal beliau memimpin Pondok Salafiyah, 

seorang tetangga sering melempari rumah beliau. 

Ketika tetangga itu punya hajat, beliau menyuruh seorang santri membawa beras dan 

daging ke rumah orang tersebut. 

Tentu saja orang itu kaget, dan sejak itu kapok, tidak mau mengulangi perbuatan usilnya tadi. 

Beliau juga tidak marah ketika seorang yang hasud mencuri daun pintu yang sudah dipasang pada bangunan baru di pondok.



Melalui riyadhah dan mujahadah (memerangi hawa nafsu) yang panjang, 

beliau telah berhasil membersihkan hati beliau dari berbagai penyakit. 

Tidak hanya penyakit takabur dan amarah, tapi juga penyakit lainnya. 

Beliau sudah berhasil menghalau rasa iri dan dengki. 

Beliau sering mengarahkan orang untuk bertanya kepada kiai lain mengenai masalah tertentu. “Sampeyan tanya saja kepada Kiai Ghofur, beliau ahlinya,” 

kata beliau kepada seorang yang bertanya masalah fiqih. 

Beliau pernah marah kepada rombongan tamu yang telah jauh-jauh datang ke tempat beliau, 

dan mengabaikan kiai di kampung mereka. 

Beliau tak segan “memberikan” sejumlah santrinya kepada KH. Abdur Rahman, 

yang tinggal di sebelah rumahnya, dan kepada Ustaz Sholeh, 

keponakannya yang mengasuh Pondok Pesantren Hidayatus Salafiyah.



Menghilangkan rasa takabur memang sangat sulit. 

Terutama bagi orang yang memiliki kelebihan ilmu dan pengaruh. 

Ada yang tak kalah sulitnya untuk dihapus, yaitu kebiasaan menggunjing orang lain. 

Bahkan para kiai yang memiliki derajat tinggi pun umumnya tak lepas dari penyakit ini. 

Apakah menggunjing kiai saingannya atau orang lain. 

Kiai Hamid, menurut pengakuan banyak pihak, tak pernah melakukan hal ini. 

Kalau ada orang yang hendak bergunjing di depan beliau, beliau menyingkir. 

Sampai KH. Ali Ma’shum berkata, 

“Wali itu ya Kiai Hamid itulah. Beliau tidak mau menggunjing (ngrasani) orang lain.”


Kiai Hamid, seperti para wali lainnya, adalah tiang penyangga masyarakatnya. 

Tidak hanya di Pasuruan tapi juga di tempat-tempat lain. 

Beliau adalah sokoguru moralitas masyarakatnya. 

Beliau adalah cermin (untuk melihat borok-borok diri), beliau adalah teladan, beliau adalah panutan. Beliau dipuja, di mana-mana dirubung orang, ke mana-mana dikejar orang 

(walaupun beliau sendiri tidak suka, bahkan marah kalau ada yang mengkultuskan beliau).




Tanggal 9 rabiul awal 1403 H beliau berpulang ke rahmatulloh. 

Umat menangis, gerak kehidupan di Pasuruan seakan terhenti. 

Ratusan ribu orang membanjiri Pasuruan, memenuhi relung Masjid Agung Al Anwar 

dan alun alun serta memadati gang dan ruas jalan. 

Beliau dimakamkan di belakang masjid agung Pasuruan. 

Ribuan umat menziarahinya setiap waktu mengenang jasa dan cinta beliau kepada umat.


Seperti kebanyakan para kiai, 

Kiai Hamid banyak memberi ijazah wirid kepada siapa saja. 

Biasanya ijazah diberikan secara langsung tapi juga pernah memberi ijazah melalui orang lain.

Diantara ijazah beliau adalah:




1. Membaca SURAT AL-FATIHAH 100 kali tiap hari. 

Menurutnya, orang yang membaca ini bakal mendapatkan keajaiban-keajaiban yang tak terduga. 

Bacaan ini bisa dicicil 

setelah sholat Shubuh 30 kali, 

selepas shalat Dhuhur 25 kali, 

setelah Ashar 20 kali, 

setelah Maghrib 15 kali dan 

setelah Isya’ 10 kali.




2. Membaca HASBUNALLAH WA NI’MAL WAKIL sebanyak 450 kali sehari semalam.




3. Membaca sholawat 1000 kali. 

Tetapi yang sering diamalkan Kiai Hamid adalah shalawat Nariyah dan Munjiyat.




4. Membaca kitab DALA’ILUL KHAIRAT. Kitab yang berisi kumpulan shalawat.




5. Wirid rutin AL WIRD AL LATHIF dan RATIB AL-HADDAD. 

Dua wirid yang diajarkan oleh Kyai Hamid dan diwariskan 

hingga sekarang kepada para santri dan keluarganya.




Semoga kita bisa mengamalkan salah satu dari ijazah beliau.. Aminn




Khususon ila ruhi Syech Abdul Hamid Pasuruan lahul Fatihah.... 




Semoga Bermanfaat.

Banyak Hal Yang Akan Kita Bahas Silahkan Kunjungi Website Kami Secara Berkala Agar Anda Tidak Ketinggalan Informsi Yang Unik Dan Menarik Lainya, Share Bila Postingan Ini Bermanfaat.

Terimakasih Dan Sampai Jumpa.


Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.


Ask Dunia Dalam Berita - Berita Dalam Dunia.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama