KHALIFAH DAN GADIS PENJUAL SUSU

Ask Dunia Dalam Berita - Berita Dalam Dunia.

 Ask - www.Ask.co.id - Index

Assalamualaikum Sahabat Bagaimana Keadaan Kalian Hari Ini, Kami Doakan Semoga Sehat Selalu.

KHALIFAH DAN GADIS PENJUAL SUSU

Khalifah Umar bin Khattab sering melakukan ronda malam sendirian, memeriksa keadaan rakyatnya dari dekat. Suatu malam, ketika melewati sebuah gubuk, Khalifah Umar merasa curiga melihat lampu yang masih menyala dan mendengar suara orang berbisik-bisik.

KHALIFAH DAN GADIS PENJUAL SUSU

Khalifah Umar menghentikan langkahnya, penasaran ingin tahu apa yang sedang dibicarakan. Dari balik bilik, ia mengintip dan melihat seorang ibu dan anak perempuannya sedang sibuk memerah susu.


“Bu, kita hanya mendapat beberapa kaleng hari ini,” kata anak perempuan itu.


“Mungkin karena musim kemarau, air susu kambing kita jadi sedikit,” jawab ibunya.


“Benar, anakku. Tapi jika padang rumput mulai menghijau lagi, pasti kambing-kambing kita akan gemuk. Kita bisa memerah susu lebih banyak,” harap anaknya.


“Sejak ayahmu meninggal, penghasilan kita sangat menurun. Aku khawatir kita akan kelaparan,” kata ibunya.


Anak perempuan itu terdiam, tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng susu yang sudah terisi.


“Nak,” bisik ibunya seraya mendekat, “kita campur saja susu ini dengan air supaya penghasilan kita cepat bertambah.”


Anak perempuan itu tercengang dan menatap wajah ibunya yang keriput. Meskipun ada rasa sayang yang besar, ia segera menolak keinginan ibunya.


“Tidak, Bu!” katanya cepat. “Khalifah melarang keras semua penjual susu mencampur susu dengan air.” Ia teringat akan sanksi yang dijatuhkan kepada siapa saja yang berbuat curang kepada pembeli.


“Ah! Kenapa kau dengarkan Khalifah itu? Setiap hari kita selalu miskin dan tidak akan berubah kalau tidak melakukan sesuatu,” gerutu ibunya.


“Ibu, hanya karena kita ingin mendapat keuntungan besar, lalu kita berlaku curang pada pembeli?”


“Tapi, tidak akan ada yang tahu kita mencampur susu dengan air! Tengah malam begini tak ada yang berani keluar. Khalifah Umar pun tidak akan tahu perbuatan kita,” kata ibunya tetap memaksa.


“Ayolah, Nak, mumpung tengah malam. Tak ada yang melihat kita!”


“Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan mengetahui kita mencampur susu dengan air, tapi Allah tetap melihat. Allah pasti mengetahui segala perbuatan kita, seberapa pun kita menyembunyikannya,” tegas anak itu.


Ibunya menarik napas panjang. Meskipun kecewa, di lubuk hatinya ia kagum akan kejujuran anaknya.


“Aku tidak mau melakukan ketidakjujuran baik di waktu ramai maupun sunyi. Aku yakin Allah selalu mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat,” kata anak itu.


Ibunya pergi ke kamar tanpa berkata apa-apa, sementara anak perempuannya menyelesaikan pekerjaannya hingga beres.


Di luar bilik, Khalifah Umar tersenyum kagum akan kejujuran anak perempuan itu.


"Sudah sepantasnya ia mendapatkan hadiah!" gumam Khalifah Umar, lalu meninggalkan gubuk itu dan pulang ke rumahnya.


Keesokan paginya, Khalifah Umar memanggil putranya, Ashim bin Umar, dan menceritakan tentang gadis jujur penjual susu itu.


"Anakku, menikahlah dengan gadis itu. Ayah menyukai kejujurannya,” kata Khalifah Umar. “Di zaman sekarang, jarang sekali kita menjumpai gadis jujur seperti dia. Ia bukan takut pada manusia, tapi takut pada Allah yang Maha Melihat.”


Ashim bin Umar menyetujuinya. Beberapa hari kemudian, Ashim melamar gadis itu. Betapa terkejut ibu dan anak perempuan itu dengan kedatangan putra khalifah. Mereka khawatir akan ditangkap karena suatu kesalahan.


“Tuan, saya dan anak saya tidak pernah melakukan kecurangan dalam menjual susu. Tuan jangan tangkap kami,” sahut ibu tua ketakutan.


Putra Khalifah hanya tersenyum dan mengutarakan maksud kedatangannya untuk melamar anak gadisnya.


“Bagaimana mungkin? Tuan adalah seorang putra khalifah. Tidak selayaknya menikahi gadis miskin seperti anakku,” tanya ibu itu dengan perasaan ragu.


“Khalifah adalah orang yang tidak membedakan manusia. Sebab, hanya ketakwaan yang meninggikan derajat seseorang di sisi Allah,” kata Ashim sambil tersenyum.


“Ya, aku lihat anakmu sangat jujur,” kata Khalifah Umar. Anak gadis itu saling berpandangan dengan ibunya. Bagaimana khalifah tahu? Bukankah selama ini ia belum pernah mengenal mereka.


“Setiap malam aku suka berkeliling memeriksa rakyatku. Malam itu aku mendengar pembicaraan kalian,” jelas Khalifah Umar.


Ibu itu bahagia sekali. Khalifah Umar ternyata sangat bijaksana, menilai seseorang bukan dari kekayaannya tapi dari kejujurannya.


Sesudah Ashim menikah dengan gadis itu, kehidupan mereka sangat bahagia. Mereka membahagiakan orangtuanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa tahun kemudian, mereka dikaruniai anak dan cucu yang kelak menjadi orang besar dan memimpin bangsa Arab, yaitu Khalifah Umar bin Abdul Aziz.






والله اعلم

Semoga Bermanfaat.

Banyak Hal Yang Akan Kita Bahas Silahkan Kunjungi Website Kami Secara Berkala Agar Anda Tidak Ketinggalan Informsi Yang Unik Dan Menarik Lainya, Share Bila Postingan Ini Bermanfaat.

Terimakasih Dan Sampai Jumpa.


Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.


Ask Dunia Dalam Berita - Berita Dalam Dunia.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama