Sejarah Ngayau Tradisi Memburu Kepala Manusia Oleh Suku Dayak

Ask Dunia Dalam Berita - Berita Dalam Dunia.

 Ask - www.Ask.co.id - Index

Assalamualaikum Sahabat Bagaimana Keadaan Kalian Hari Ini, Kami Doakan Semoga Sehat Selalu.

Sejarah Ngayau Tradisi Memburu Kepala Manusia Oleh Suku Dayak

Sejarah Ngayau Tradisi Memburu Kepala Manusia Oleh Suku Dayak

SEJARAH DAN ASAL USUL NGAYAU

Ngayau merupakan ritual berburu kepala manusia oleh Suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan, tapi tidak semua Dayak menjalankan praktik Ngayau ini, Contoh Suku Dayak Maanyan dan Suku Dayak Meratus, dalam adat mereka tidak ada istilah Ngayau, meskipun tidak menerapkan tradisi Ngayau dalam adat mereka, namun mereka tetap berpendapat bahwa kepala manusia memiliki arti penting yaitu kepala bagian yang paling tinggi di tubuh manusia dan memiliki simbol status seseorang.


Kapan ngayau dimulai dan bagaimana sejarahnya masih agak simpang siur dan sering muncul dalam berbagai versi. Hal itu disebabkan belum ada studi dan catatan sejarah mengenai asal mula ngayau secara detail dan kronologis. 


Tradisi ini sendiri berakhir pada 22 Mei - 24 Juli 1894, ketika seluruh etnis Dayak Borneo akhirnya melakukan kesepakatan untuk mengakhiri tradisi Ngayau ini. Peristiwa bersejarah ini terjadi, ketika diadakan Musyawarah Besar Tumbang Anoi di Desa Huron Anoi Kahayan Ulu Kalimantan Tengah.


Sejarah salah satu versi Ngayau konon bermula di Dusun adat Pamangka yang terletak di pelosok Barito Selatan. Dusun ini keberadaannya terhubung dengan asal muasal kerajaan purba, Nan Sarunai, di Amuntai. Ada beberapa suku, yang masih bagian dari Suku Dayak, yang memiliki adat ngayau, yaitu Suku Dayak Iban, Suku Kenyah dan Ngaju (masih perlu rujukan termasuk untuk suku yang lain). 


Terdapat berbagai versi etimologi ngayau  Ngayau berasal dari kata kayau yang berarti “musuh”. Pendapat lain Fridolin Ukur dalam buku “Tantang - Djawab Suku Dajak” menyebut bahwa ngayau mencari kepala musuh. Sedangkan bagi Dayak Lamandau dan Delang di Kalimantan Tengah, mengayau berasal dari kata “kayau” atau “kayo’; yang artinya mencari. Mengayau berarti men¬cari kepala musuh. Jadi, mengayau ialah suatu perbuatan dan tindak-budaya mencari kepala musuh.




DAYAK NGAJU

Bagi suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah, tradisi mengayau dilakukan untuk kepentingan upacara Tiwah, yaitu upacara sakral besar dalam agama Kaharingan yang tujuannya untuk mengantarkan jiwa atau roh manusia yang telah meninggal dunia menuju langit ke tujuh. 


DAYAK KENYAH

Di kalangan masyarakat Kenyah, perburuan kepala penting dalam hubungannya dengan Mamat, yaitu pesta pemotongan kepala, yang mengakhiri masa perkabungan dan menyertai upacara inisiasi untuk memasuki sistem status bertingkat, Suhan, untuk para prajurit perang. Pemburu-pemburu kepala yang berhasil, berhak memakai gigi macan kumbang di telinganya, hiasan kepala dari bulu burung enggang, dan sebuah tato dengan desain khusus. 


DAYAK IBAN

Suku Dayak Iban mengatakan bahwa berburu kepala semata simbolik berkaitan dengan kesuburan. Paralel-paralel antara kepala manusia dan kesuburan merupakan sesuatu yang sentral dalam pembahasan tentang praktik berburu kepala. Puncak dari alegori luar biasa yang menjadi hal yang sentral dalam upacara perburuan kepala yang dilakukan oleh orang-orang Iban yang ketika sudah disenandungkan oleh dukun-dukun pembaca mantra, dilakukan oleh calon-calon pemburu kepala, adalah sebuah ritual yang dikenal dengan nama Ngelampang yang secara harfiah berarti mencincang atau memotong menjadi bagian-bagian kecil.



Bisa disimpulkan saling mengayau di antara sesama Dayak, bukan hanya semata-mata mencari kepala musuh sebagai tanda bukti kekuatan dan kebanggaan sebagaimana selama ini dipersepsikan banyak orang. Tapi lebih dari itu, bisa juga dilatari oleh nafsu balas dendam dan bagian dari cara mempertahankan diri menyerang lebih dulu sebelum diserang. Saat berburu kepala, biasanya dilakukan bersama kelompok, baik kecil maupun besar. Namun, pastinya mereka akan memenggal kepala musuh dalam keadaan hidup sebab kepala dari orang mati tak dianggap berharga.


Setelah kepala dipenggal dan dibawa pulang, rambutnya akan diambil dan dijadikan sebagai hiasan perisai dan gagang pedang. Sedangkan kepala-kepala tersebut akan dikeringkan dan digantung di depan rumah sebagai lambang keberanian, kebanggaan keluarga, dan kekuatan magis untuk menolak bala.


Masuknya agama Katolik di tengah-tengah etnis Dayak, terutama dengan datangnya misi Katolik ke pulau Borneo di pengujung abad 18, membawa pengaruh baik. Perlahan-lahan ajaran Katolik tentang balas dendam (mata ganti mata, gigi ganti gigi) merasuk dalam hidup orang Dayak. Ajaran cinta kasih ini menyadarkan masyarakat Dayak untuk segera menghentikan tradisi mengayau ini. Musyawarah ini dihadiri para kepala adat se-Kalimantan yang berkumpul dan bersepakat untuk menghentikan pengayauan antarsesama Dayak. 




CITRA BURUK SUKU DAYAK

Karena tradisi yang mengerikan, Suku Dayak sempat memiliki citra buruk dan mendapat sebutan Barbaric Borneo. Citra paling populer tentang Kalimantan ini berkaitan dengan buku karya Carl Bock yang berjudul The Head Hunters of Borneo yang diterbitkan di Inggris tahun 1882.


Buku tersebut memang banyak memberikan informasi soal Suku Dayak dan mengenalkannya kepada dunia. Namun di sisi lain, tulisan di bukunya pun banyak menggambarkan citra negatif yaitu sosok masyarakat Suku Dayak sebagai pemburu kepala.


Padahal, tidak semua Suku Dayak melakukan tradisi ini seperti telah dijelaskan diatas, tetapi citranya seolah-olah menggambarkan masyarakat Suku Dayak tersebut secara keseluruhan. Jadi kita harus lebih selektif dalam menelaah sebuah buku bacaan.


Sekian informasi tentang Sejarah Ngayau ini, semoga bermanfaat.




Sumber : Kaskus etimologi dan asal usul Ngayau, www.goodnewsfromindonesia.id, https://regional.kompas.com, Wikipedia dan diolah dari berbagi sumber



Semoga Bermanfaat.

Banyak Hal Yang Akan Kita Bahas Silahkan Kunjungi Website Kami Secara Berkala Agar Anda Tidak Ketinggalan Informsi Yang Unik Dan Menarik Lainya, Share Bila Postingan Ini Bermanfaat.

Terimakasih Dan Sampai Jumpa.


Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.


Ask Dunia Dalam Berita - Berita Dalam Dunia.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama