Ijtihad Selepas Perang Badar

Ask Dunia Dalam Berita - Berita Dalam Dunia.

 Ask - www.Ask.co.id - Index

Assalamualaikum Sahabat Bagaimana Keadaan Kalian Hari Ini, Kami Doakan Semoga Sehat Selalu.

Ijtihad Selepas Perang Badar

Selepas perang badar, Nabi ﷺ berdiskusi dengan para shahabat tentang 70 orang musyrikin yang berhasil ditawan kaum muslim. Sidna Abu Bakar mengusulkan agar mereka dibebaskan dengan meminta uang tebusan, agar uang itu bisa menjadi modal kekuatan umat Islam. Sidna Umar bin Khatab mengusulkan agar semua tawanan dibunuh, sebab mereka adalah para petinggi kafir.

Ijtihad Selepas Perang Badar

Rasulullaah ﷺ lebih menyepakati pendapat Abu Bakar, dan memutuskan untuk membebaskan tawanan dengan tebusan. Setelah proses tebusan dilaksanakan, ternyata ayat Alquran turun, menyalahkan keputusan yang telah Beliau ﷺ ambil. Alquran menginformasikan bahwa Allah membenarkan pendapat sidna Umar bin Khatab, dan Allah mengampuni pilihan yang diambil Rasulullaah ﷺ dan ummat Islam. Lihat QS Al Anfal 67-69.


Apakah Rasulullah ﷺ dalam hal ini telah berbuat salah?


Tidak. Beliau ﷺ sebelumnya telah menjalankan perintah Allah :


وشاورهم في الامر


"... Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, ..." [QS. Ali Imran 159]


Dalam diri Rasulullaah ﷺ terdapat dua peran. Peran sebagai rasul utusan Allah, dan peran sebagai pemimpin negara. 


Dalam tugasnya sebagai nabi dan rasul Beliau ﷺ menyampiakan dan menjalankan apapun yang diwahyukan dari Allah. Para shahabat taat patuh terhadap apapun kata rasulullah ﷺ tanpa berani membantah.


Sedangkan dalam tugasnya sebagai seorang pemimpin, Beliau ﷺ tidak bersikap semena-mena, menggunakan ilmu dan kebijaksanaan Beliau untuk memutuskan sesuatu secara otoriter sepihak. Beliau selalu mengambil keputusan melalui rapat diskusi. Segala keputusan diambil dengan cara ijtihad setelah mendengar dan menimbang pendapat masukan para shahabat.


Beliau tidak segan menjalankan ide dan masukan shahabat. Bukan suatu yang aneh, pendapat Beliau ﷺ disanggah oleh satu atau lebih shahabatnya, selama pendapat itu masih dalam ranah ijtihad, bukan wahyu atau belum turun wahyu.


Ijtihad jika benar mendapat dua pahala, jika salah mendapat satu pahala. Maka tidak perlu mencela, apabila keputusan yang sudah kita ambil bersama sama melaui musyawarah dan ijtihad, ternyata di kemudian hari terbukti kurang tepat.




Semoga Bermanfaat.

Banyak Hal Yang Akan Kita Bahas Silahkan Kunjungi Website Kami Secara Berkala Agar Anda Tidak Ketinggalan Informsi Yang Unik Dan Menarik Lainya, Share Bila Postingan Ini Bermanfaat.

Terimakasih Dan Sampai Jumpa.


Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.


Ask Dunia Dalam Berita - Berita Dalam Dunia.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama