(Alhazen) Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham

 Ask - Ask.co.id - Index

Assalamualaikum Sahabat Bagaimana Keadaan Kalian Hari Ini, Kami Doakan Semoga Sehat Selalu.

(Alhazen) Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham

Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitsam atau Ibnu al-Haitsam, dibarat lebih dikenal dengan nama Alhazen. Adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. dikenal sebagai kamera pertama di dunia dan juga bapak optik modern.

(Ibnu al-Haitsam) Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham

Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham (Basra,965 – Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya Bidang lain: Physics, Optics. Ia dikenal sangat ahli dalam bidang bidang ilmu optik khususnya penyelidikannya mengenai cahaya.


Penemu Kamera Pertama di Dunia

Kamera Obscura atau dalam bahasa Latin berarti disebut dengan kamera kamar gelap. Kamera Obscura Ini adalah kamera pengembangan hasil penemuan Ibnu Al Haitham yang didasarkan atas prinsip menangkap pantulan cahaya dari sebuah benda.

Walau bagaimanapun sebagian karyanya telah “dicuri” dan “diklaim” oleh ilmuwan Barat tanpa memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada beliau. Sesungguhnya barat patut berterima kasih kepada Ibnu Al Haitham dan para sarjana Islam karena tanpa mereka dunia Eropa masih diselubungi dengan kegelapan.

Kajian Ibnu Al Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains dan pada masa yang sama, tulisannya mengenai filsafat telah membuktikan keaslian pemikiran sarjana Islam dalam bidang ilmu tersebut. Dan tidak lagi dibelenggu oleh pemikiran filsafat Yunani.


Beliau memulai pendidikan awalnya di Basra, Irak sebelum diangkat menjadi pegawai pemerintah di tanah kelahirannya. Setelah beberapa lama bekerja dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan fokus perhatian pada penulisan.


Berangkat ke Mesir

Kecintaannya kepada ilmu pengetahuan telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan beberapa penyelidikan mengenai aliran dan saluran Sungai Nil.

Ia juga menyalin buku-buku mengenai matematika dan ilmu falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar. Kemudian hasil usahanya itu membuat beliau telah menjadi seo­rang yang amat mahir dalam bidang sains, falak, mate­matik, geometri, pengobatan, dan falsafah.

Tulisannya mengenai mata telah menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang kajian sains di Barat. Malahan kajiannya mengenai pengobatan mata telah menjadi asas kepada pengajian pengobatan modern mengenai mata.


Karya dan Penelitian Ibnu Al Haitham

Ibnu Haitham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan. Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler mencipta mikroskop serta teleskop. Beliau merupakan orang pertama yang menulis dan menemui berbagai data penting mengenai cahaya.

Beberapa buku Ibnu Al Haitham mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, antaranya ialah Light dan On Twilight Phenomena.

Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang bayang dan gerhana. Menurut Ibnu Haitham, cahaya fajar bermula apabila mata­hari berada di garis 19 derajat di ufuk timur.

Warna merah pada senja pula akan hilang apabila mata­hari berada di garis 19 derajat di ufuk barat. Dalam kajiannya, beliau juga telah menjelaskan bagaimana kedudukan atau siffat cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.


Teori Lensa Pembesar

Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar. Dan dari situ ia kemudian menemukan teori lensa pembesar. Teori Ibnu Haitham ini telah digunakan oleh para ilmuwan di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar yang pertama di dunia.

Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemukan prinsip isi padu udara. Ini jauh sebelum seorang ilmuwan yang bernama Trricella mengetahui hal itu 500 tahun kemudian.

Ibnu Haitham juga telah menemukan model tarikan gravitasi sebelum Sir Isaac Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibnu Hai­tham mengenai jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang bersambung-sambung secara teratur. Ini kemudian memberikan ilham kepada saintis barat untuk menghasilkan wayang gambar.


Karya Ibnu Al Haitham

Ibnu Haitham membuktikan pandangannya dengan begitu bergairah mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini namanya terus dikenal dunia dan ia juga banyak menghasilkan banyak buku dan makalah. Diantara buku karya Ibnu Haitham termasuk:

  • Kitab al-Tahlil wa al’Tarkib mengenai ilmu geometri.
  • Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametika dan analisanya.
  • Kitab Tahlil ai’masa^il al ‘Adadiyah tentang aljabar.
  • Risalah fi Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi.
  • Makalah fima Tad’u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum islam.
  • Makalah fi Istikhraj Simat al’Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi para musafir.

Sumbangan Ibnu Haitham kepada ilmu sains dan filsafat amat banyak. Karena itulah Ibnu Haitham dikenal sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya dengan ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan sehingga ke hari ini.


Filsafat Ibnu Al Haitham

Selain sains, Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai falsafah, logika, metafisik, dan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Beliau turut menulis ulasan dan ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu.

Penulisan falsafahnya banyak tertumpu kepada aspek kebenaran dalam masalah yang menjadi pertikaian. Padanya pertikaian dan pertelingkahan mengenai sesuatu perkara daripada pendekatan yang digunakan dalam mengenalinya.

Beliau juga berpendapat bahawa kebenaran hanyalah satu. Oleh sebab itu semua dakwaan kebenaran wajar diragukan dalam menilai semua pandangan yang telah ada. Jadi, pandangannya mengenai falsafah amat menarik untuk disoroti.

Bagi Ibnu Haitham, filsafat tidak boleh dipisahkan daripada matematika, sains, dan ketuhanan. Ketiga bidang dan cabang ilmu ini harus dikuasai dan untuk menguasainya seseorang itu perlu menggunakan waktu mudanya sepenuhnya. Apabila umur semakin meningkat, kekuatan fisik dan mental akan turut mengalami kemerosotan.


Ciri ilmuwan-ilmuwan Islam

Islam sering kali diberikan gambaran sebagai agama yang mundur dan memundurkan. Islam juga dikatakan tidak menggalakkan umatnya menuntut dan menguasai berbagai lapangan ilmu. Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi bertentangan dengan hakikat sejarah yang sebenarnya.

Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya.

Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.



Semoga Bermanfaat.

Banyak Hal Yang Akan Kita Bahas Silahkan Kunjungi Website Kami Secara Berkala Agar Anda Tidak Ketinggalan Informsi Yang Unik Dan Menarik Lainya, Share Bila Postingan Ini Bermanfaat.

Terimakasih Dan Sampai Jumpa.


Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama