[Ask] Kisah Sahabat Nabi Fadhalah bin ‘Ubaid - Umar bin Khattab

 Ask - Ask.co.id

[Ask] Kisah Sahabat Nabi Fadhalah bin ‘Ubaid - Umar bin Khattab

[Ask] Kisah Sahabat Nabi Fadhalah bin ‘Ubaid - Umar bin Khattab

Fadhalah bin ‘Ubaid r.a adalah salah seorang sahabat Nabi SAW, berasal dari suku Aus dan merupakan kaum Anshar.
Ia seorang sahabat Nabi SAW, dan termasuk orang yang ikut serta menyatakan janji setia dalam Baitur Ridwan yang berlangsung pada tahun ke 6 H demi membela Utsman r.a utusan Rasulullah SAW kepada kaum Quraisy untuk bernegoisasi, yang dikabarkan telah dikhianati kaum Quraisy dengan membunuhnya. Allah SWT berfirman tentang keutamaan baiat ini dan orang-orang yang yang berikrar di dalamnya :
۞لَّقَدۡ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ يُبَايِعُونَكَ تَحۡتَ ٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيۡهِمۡ وَأَثَٰبَهُمۡ فَتۡحٗا قَرِيبٗا ١٨
“ Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). “ (QS. Al-Fath ayat 18).



Peperangan pertama yang diikuti Fadhalah bin ‘Ubaid r.a bersama NabI SAW adalah perang Uhud, dan dalam pertempuran-pertempuran selanjutnya, ia tidak pernah absen berjuang bersama Rasulullah SAW.

Dalam perjalanan hidupnya, Fadhalah bin ‘Ubaid r.a pindah bermukim di negeri Syam. Ia pun ikut serta  dalam perang penaklukan negeri Mesir. Dengan keilmuan dan ketaqwaannya, maka tidak mengherankan, pada masa Mu’awiyah r.a memerintah negeri Syam, Fadhalah bin ‘Ubaid r.a diserahi tanggung jawab memegang kendali Qadha (peradilan) di Damaskus sepeninggal Abu Darda r.a. Tidak hanya itu saja, bahkan di kala Mu’awiyah r.a tidak berada di tempat, maka Fadhalah bin ‘Ubaid r.a menjadi sosok yang menggantikan posisisnya. Selain itu dalam misi jihad melawan kekuatan Romawi melalui laut, Mu’awiyah menjadikan Fadhalah r.a sebagai salah satu pimpinan pasukannya.



Imam Abu Dawud rah. meriwayatkan dalam kitab Sunannya dari  Abdullah bin Buraidah bahwa ada seorang lelaki dari sahabat Nabi SAW yang menempuh perjalanan untuk menemui Fadhalah bin ‘Ubaid r.a ketika berada di Mesir. Ia pun sampai kepadanya, sembari berkata, “ Aku ini datang kepadamu, bukan untuk sekedar berkunjung, akan tetapi (aku datang karena) aku dan engkau pernah mendengar satu hadis dari Rasulullah yang aku berharap engkau memiliki pengetahuan tentang itu. 

“ Fadhalah berkata, “ Hadits yang mana ? “ Ia menjawab,  “ Tentang perkara demikian dan demikian. “ Lelaki itu kemudian menanyakan,    “ Kenapa aku lihat rambutmu tak rapi, sedang engkau adalah penguasa ? “ Fadhalah r.a menjawab, “ Sesungguhnya Rasulullah SAW dahulu melarang kami sering menyisir rambut. “ Lelaki itu bertanya kembali, “ Kenapa aku lihat engkau tidak mengenakan alas kaki ? “ Fadhalah r.a menjawab, “ Nabi SAW pernah memerintahkan kami agar kadang-kadang berjalan tanpa alas kaki.” (HR. Abu Dawud Nomor 3629 dan dishahihkan al-Albani rah.)


Itulah keteguhan sang Fadhalah bin ‘Ubaid r.a dalam memegang petunjuk yang disampaikan oleh Rasulullah, walaupun dia sendiri tidak mengetahui apa manfaat bagi dirinya.
Nasehat, pesan maupun wasiat sangat bermanfaat bagi kaum Muslimin untuk dapat menjaga dirinya dakan keimanan, ilmu dan beramal shaleh. Apalagi untaian kata-kata mutiara tersebut bersumber dari generasi terbaik umat Islam, para sahabat Nabi SAW.


Mari kita simak beberapa hikmah dari tokoh kita kali ini.
Fadhalah bin ‘Ubaid r.a pernah berkata, “ Aku mengetahui Allah SWT menerima dariku amalan sebesar biji dzarrah itu lebih aku sukai ketimbang dunia dan seisinya. Karena Allah SWT berfirman, “ Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan ) dari orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Maidah ayat 27). “



Ia juga pernah mengingatkan, “ Tiga hal termasuk bencana : 
(1) seseorang penguasa jika engkau berbuat baik kepadanya, ia tidak berterima kasih dan bila engkau berlaku buruk kepadanya, ia tidak memaafkan,  

(2) tetangga, jika ia melihat kebaikan (darimu) ia menyembunyikannya, dan bila ia melihat keburukan (darimu) ia menyebarluaskannya. Dan 

(3) istri, bila engkau ada, ia menyakitimu, bila engkau pergi, ia berkhianat kepadamu terhadap dirinya dan hartamu. “


Pada tahun 53 atau 57 H, Fadhalah bin ‘Ubaid al-Anshari r.a meninggal dunia, pada saat itu pemerintahan dipimpin oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan di Damaskus. Mu’awiyah r.a sendiiri ikut memanggul kerandanya .
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mengagungkan sunnah-sunnah Rasulullah SAW dan mengamalkannya serta mencintai para Sahabat Nabi SAW.


Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama