Kisah Seorang Pemuda Amanah Meninggalkan Yang Haram & Allah Ganti Yang Lebih Baik

 Ask - Ask.co.id

[Ask] Kisah Seorang Pemuda Amanah Meninggalkan Yang Haram & Allah Ganti Yang Lebih Baik


Cerita ini berasal dari Damaskus yang menceritakan tentang sebuah masjid yang di dalamnya mengandung keberkahan, ketenangan dan keindahan.


 Di dalamnya ada seorang syaikh yang alim dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya untuk disampaikan kepada masyarakat di sekitarnya, beliau tinggal disitu sudah hampir tujuh puluh tahun, namanya syaikh Salim Al-Mastuhi. Kefakiranya menjadi contoh buat masyarakat tentang menahan diri dari sifat meminta-minta, hal ini beliau lakukan untuk kemuliaan jiwanya.


Salah satu kamar dalam masjid ditempati oleh seorang pemuda. Pada suatu hari pemuda ini menahan lapar sudah dua hari dan belum juga menemukan makanan, sedangkan uang sepeserpun dia tidak punya apa lagi barang yang akan dijual untuk membeli makanan.

Pada hari ketiga, rasa lapar tidak dapat ditahannya. Pemuda ini menguras pikiran apa yang harus dilakukannya, timbullah pemikirannya, bahwa dalam situasi seperti ini yaitu dalam keadaan terpaksa diperbolehkan memakan bangkai atau mencuri untuk sekedar memakan sesuap makanan.


Masjid At-Taubah, atapnya bersambung dengan beberapa rumah yang ada disampingnya, dengan demikian apabila akan kerumah sebelahnya dapat berjalan kaki melalui atap.

Pada hari itu pemuda ini naik ke atap masjid, kemudian berjalan melaui atap ke rumah sebelahnya. Dilihatnya di bawah banyak wanita, maka segera ia memalingkan wajahnya dan terus menjauh dari rumah tersebut. Kemudian dia melihat kerumah sebelahnya lagi, ternyata sepi, dan tercium aroma masakan dari dalam rumah tersebut. Maka dengan tidak berpikir panjang lagi, ia pun turun melihat situasi seperti itu, sementara rasa laparnya kembali menggeliat sehingga perutnya semakin melilit. Di bukanya panci, ternyata di dalamnya ada terong yang telah dimasak.


Tanpa membaca apapun terus terong tersebut digigitnya tanpa memperdulikan panas masakan tersebut, ketika sedang menggigit timbul kesadarannya, dan ia berkata dalam hatinya, “ ‘Audzubillah ! Aku adalah penuntut ilmu dan tinggal  di sebuah masjid, pantaskah aku masuk ke rumah orang dan mencuri ? “

Maka pemuda itu beristighfar dan menyesali perbuatannya itu, kemudian terong tersebut dikembalikanya ketempat semula.

Pemuda itu kembali ke dalam masjid dan terus mengikuti pengajian yang diadakan oleh syaikh Salim, walaupun rasa lapar terus menghantuinya, dia terus mendengarkan pengajian ini.


Tiba-tiba datanglah seorang wanita kehadapan syaikh Salim, pada saat itu pengajian telah bubar dan semua muridnya telah kembali, yang tinggal hanya pemuda ini.

Wanita itu berbicara dengan syaikh Salim. Pemuda ini tidak mengerti apa pembicaraan tersebut, karena antara pemuda ini dengan syaikh Salim jaraknya cukup jauh. Tatapan mata syaikh Salim mengarah kesekelilingnya, ternyata yang ada hanya pemuda ini. Maka dipanggilnyalah pemuda ini untuk mendekat.


“ Apakah kamu sudah menikah ? “ Tanya syaikh kepada pemuda ini saat dia mendekat.

“ Belum, “ jawab pemuda ini.

“ Apakah kau ingin menikah ? Tanya syaikh lagi.

Pemuda ini terdiam dan tertunduk, maka syaikh mengulangi lagi pertanyaannya lagi.

Maka pemuda ini terus menjawab, “ Ya, syaikh, tetapi untuk membeli roti saja akau tidak punya uang, bagaimana aku akan menikah ? ”

“ Wanita ini mengatakan bahwa suaminya telah meninggal. “ tukas syaikh  sambil menunjuk seorang wanita di sampingnya. “ Di kota ini dia adalah orang asing. Di sini dan di dunia ini dia tidak memiliki siapa-siapa lagi, kecuali seorang paman yang sudah tua renta dan miskin. “ sambil syaikh ini mengarahkan pandangannya ke seseorang yang sedang duduk di pojok masjid.


“ Dan wanita ini telah mewarisi rumah suaminya dan hasil penghidupannya, “ lanjut syaikh Salim lagi. “ Sekarang dia ingin seorang laki-laki yang mau menikahinya, agar dia tidak sendirian dan tidak diganggu lagi oleh orang. Maukah engkau menikahi dengannya ? “

“ Ya’ “ jawab pemuda ini.

“ Apakah engkau menerimanya sebagai suamimu ? “ Tanya syaikh kepada wanita itu.

“ Ya. Aku menerimanya. “ jawab wanita itu.


Syaikh Salim kemudian memanggil orang tua yang ada di pojok masjid dan mencari dua orang saksi . Setelah itu maka dilangsungkanlah akad nikah dengan wali pamannya yang pada saat itu berada dipojok masjid, dan syaikh Salim membayarkan mahar untuk muridnya itu.

“ Peganglah tangan istrimu. “ kata Syaikh Salim.

Kemudian pemuda itu terus menggandeng tangan istrinya, dan wanita itu terus mengajaknya pulang kerumah. Sesudah itu keduanya masuk ke dalam rumah, dan istrinya membuka kain yang menutupi wajahnya, tanpak raut wajahnya cantik jelita dan masih muda.


Terbuai dengan kecantikan istrinya yang baru saja dinikahinya, dengan tidak sadar bahwa rumah yang dimasukinya adalah rumah yang sama dimasukinya tadi malam.

“ Apakah engkau ingin makan ? “ Tanya istrinya

“ Ya. “ jawab pemuda ini yang juga merupakan suami barunya.

Perempuan itu membuka tutup panci yang ada di dapurnya, dilihatnya ternyata terong itu ada tanpak bekas gigitan, lalu ia berkata “ Heran, siapa yang masuk ke sini dan menggigit masakan terong ini ? “ katanya terheran-heran.


Pemuda ini terkejut, kemudian dia menangis sambil menceritakan apa yang telah diperbuatnya di rumah ini samalam.


“ ini adalah dari sifat amanah. “ tukas istrinya, “ Kau jaga kehormatanmu dan kau tinggalkan barang yang haram itu, lalu Allah berikan kepadamu rumah ini berikut pemiliknya dalam keadaan halal. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu dengan ikhlas karena Allah, maka akan Allah ganti dengan yang lebih baik dari itu. “


Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama