[Ask] Kisah Bilal bin Rabah Sahabat Nabi

 Ask - Ask.co.id

[Ask] Kisah Bilal bin Rabah Sahabat Nabi

[Ask] Kisah Bilal bin Rabah Sahabat Nabi

Bilal bin Rabah adalah budak Umayyah bin Khalaf seorang kafir yang sangat memusuhi Islam. Bilal sering mendengarkan pembicaraan Umayyah sang majikannya dengan kawan-kawanya tentang Muhammad SAW dan agama baru yang dibawanya. Baru dipandang dari sudut lingkungan di mana ia tinggal. Bilal pun sering mendengarkan pembicaraan mereka tentang kemuliaan akhlaq Muhammad SAW, entah apa yang menyebabkan kebencian mereka, bahkan sikap keras mereka yang menantang.

 

Bilal juga mendengar mereka berbisik-bisik mengenai sebab yang mendorong mereka menentang dan memusuhinya. Pertama, adalah kesetiaan mereka terhadap kepercayaan yang diwariskan oleh nenek moyangnya, dan kedua adalah kekhawatiran mereka terhadap kedudukan Quraisy saat itu. Kedudukan yang mereka peroleh sebagai imbalan kedudukan mereka menjadi pusat keagamaan, kiblat peribadatan, dan ritual haji di seluruh Jazirah Arab. Alasan selanjutnya adalah kedengkian terhadap Bani Hasyim, mengapa Nabi dan Rasul itu muncul dari golongan ini dan bukan dari pihak mereka.


Suatu hari Bilal Bin Rabah melihat cahaya ilahi dan dari dalam lubuk hatinya yang suci murni timbul keingan untuk menyambut sebuah pilihan utama. Karena itulah, ia menjumpai Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam. Tidak lama setelah itu, berita rahasia keislaman Bilal pun tercium dan beredar di kepala tuan-tuannya dari Bani Jumah, yakni kepala-kepala yang selama ini dikuasai oleh kesombongan dan kecongkakan


Karena itu tidak aneh bila setan-setan di muka bumi bersarang di dalam dada Umayah bin Khalaf, hal ini merupakan tamparan bagi Umayah dan dapat menjatuhkan kehormatan mereka.

Akhirnya siksaan demi siksaan bertubi-tubi datang menghampiri Bilal bak air hujan yang menetes dari langit. Siksaan ini dilakukan setiap hari.


Pada suatu waktu Bilal dalam keadaan telanjang ia dibaringkan diatas bara, agar ia meninggalkan agamanya atau mencabut pengakuannya. Dan diwaktu yang lain ia dijemur dipadang pasir yang tandus bahkan batu disimpan diatas perutnya dan ia dipaksa untuk mengucapkan kalimat Tuhan mereka yaitu Lata dan ‘Uzza, tetapi keteguhan hatinya karena telah mendapatkan keimanan dan keyakinan yang benar, sehingga ia tidak mau mengucapkan kalimat apapun yang dapat membebaskan dirinya saat itu, walaupun bukan dari lubuk hatinya, Bilal hanya mengucapkan dengan berulang-ulang senandung yang abadi “ Ahad…..Ahad ! “. Para algojo itupun memaksanya, “ Katakanlah seperti yang kami katakana ! “, Bilal menjawab,  “ Lidahku tidak dapat mengucapkannya.


Bila malam telah tiba, orang-orang itupun menawarkan kepadanya, “ Besok, ucapkanlah kata-kata yang baik terhadap Tuhan-Tuhan kami, sebutlah : Tuhanku Lata dan ‘Uzza, setelah itu kami lepaskan dan biarkan kamu sesuka hatimu. Kami letih menyiksamu, seolah-oleh kami sendirilah yang disiksa. “ Namun dapat dipastikan bahwa Bilal akan menggelengkan kepala dan mengucapkan : “Ahad…..Ahad ! “


Bahkan di waktu yang lain Bilal dibujuk seolah-olah mereka punya balas kasihan dihadapan Umayah dengan mengatakan, “ . Biarkanlah dia, wahai Umayah ! Demi Lata. ia tidak akan disiksa lagi setelah ini. Bilal adalah anak buah kita, bukankah ibunya budak kita ? Ia tentu tidak akan rela bila dengan keislamannya itu nama kita menjadi ejekan dan cemohan bangsa Quraisy. “


Waktu siang telah tiba dan tepat menjelang waktu Zuhur Bilal  pun dibawa orang ke padang pasir lagi. Bilal tetap sabar dan tabah, tenang dan tidak goyah. Saat mereka menyiksanya, tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shiddiq datang dan berkata : “ Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena mengatakan, “ Rabbku ialah Allah ? “, kemudian ia berkata kepada Umayah bin Khalaf : “ Ambillah tebusan yang lebih besar daripada harganya dariku, lalu bebaskan ia. “.Maka mulai saat itu Bilal menjadi orang yang merdeka.


Bilal adalah seorang muazin yang pertama dalam Islam. Suaranya merdu dan merdu, Bilal mengisi hati dengan keimanan dan keharuan, sementara seruannya menggemakan lafazh kalimat adzan tersebut.

Dalam perang Badar bersama Rasulullah SAW bilal menerjang dangan gesitnya, sementara semboyan yang dititahkan oleh Rasulullah SAW adalah menggunakan ucapan “ Ahad…..Ahad….!.“


Suara Adzan terus mengumandang dari masjidnya Rasulullah SAW, sehingga wafatnya Rasulullah SAW.

Bilal bin Rabah meninggalkan Madinah pada saat pemerintahan Abu Bakar dan menetap di Syria. Pada suatu malam ia bermimpi berjumpa dengan Baginda Rasulullah SAW, Beliau bersabda : “ Wahai Bilal, masihkah kamu setia kepadaku ? Mengapa kau tidak pernah menziarahiku ?.

” Bilal terhentak dan bangun dari tidurnya, dan besokya bergegas berangkat ke Madinah untuk menziarahi makam Rasulullah SAW. Setibanya di sana, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husin r.a memintanya untuk mengumandangkan adzan. Ia tidak dapat menolak permintaan ini, sebab Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husun adalah cucu kesayangan Rasulullah SAW. 

Tatkala suara adzan dikumandangkan, maka penduduk Madinah bergegas menuju Masjid karena mendengar adzan yang dikumandangkan seolah-oleh seperti zaman hidupnya Baginda SAW, sehingga deraian air mata menetes dari setiap mata penduduk Madinah pada saat itu.


Setelah tinggal beberapa hari di Madinah, ia pun kembali ke Syam. Dan pada tahun 20 H Bilal meninggal Beliau wafat di Damaskus.


Kategori : QuoteAskPediaAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama