Kisah Abu Nawas Ayam Panggang Petaka - Cerita 1001 Malam

 Ask

Kisah Abu Nawas Ayam Panggang Petaka - Cerita 1001 Malam

Kisah Abu Nawas Ayam Panggang Petaka - Cerita 1001 Malam

Suatu Hari, Baginda raja sedang berpikir keras di atas singgasananya. Ia sedang memikirkan cara untuk menjebak Abu Nawas dalam sebuah kesalahan sehingga ia dapat memberi hukuman pada Abu Nawas. Rencana ini dilakukan bukan tanpa alasan, sudah beberapa kali Abu Nawas telah membuatnya malu di depan para pejabat kerajaan. Berlatar belakang dendam inilah akhirnya Raja hendak membuat jebakan terhadap Abu Nawas dan berharap Abu Nawas gagal menghadapi jebakan tersebut.


Ketika cara sudah ditemukan, segala sesuatu pun mulai dipersiapkan. Abu Nawas lalu diundang dalam sebuah jamuan makan bersama para petinggi negeri. Ketika semua tamu undangan sudah hadir termasuk sang target  si Abu Nawas.

Baginda pun mulai bertanya,

"Wahai Abu Nawas, di depan mejaku itu ada sepanggang daging ayam yang lezat dan enak dilahap, tolong segera ambilkan." Perintah baginda.

Abu Nawas keheranan dengan perintah baginda, karena tidak biasanya ia disuruh mengambilkan makanan raja.

"Mungkin ini jebakan, sepertinya aku harus waspada." Pikir Abu Nawas.


Ia pun menuruti perintah baginda. Setelah mengambil ayam panggang tersebut, Abu Nawas kemudian bermaksud memberikannya langsung kepada baginda sesuai perintah. Namun, baginda belum langsung menerimanya, akan tetapi ia kembali berkata,

"Abu Nawas, di tangan kamu ada sepotong ayam panggang lezat, silahkan dinikmati !!"

Segera Abu Nawas melaksanakan perintah baginda. Akan tetapi begitu ia hendak menyantap ayam panggang tersebut, tiba-tiba baginda kembali menyela,

"Tapi ingat Abu Nawas, dengarkan dulu petunjuknya. Jika kamu memotong paha ayam itu, maka aku akan memotong pahamu dan jika kamu memotong dada ayam itu, maka aku juga akan memotong dadamu. Tidak hanya itu saja, jika kamu memotong dan memakan kepala ayam itu, maka aku akan memotong kepalamu. Akan tetapi kalau kamu hanya mendiamkan saja ayam panggang itu, akibatnya kamu akan aku gantung."


Ternyata dugaan Abu Nawas benar, baginda ingin menjebaknya. Abu Nawas merasa bingung dengan petunjuk yang dititahkan baginda itu. Dalam kebingungannya, ia semakin tersiksa karena ayam panggang lezat yang harusnya bisa memuaskan rasa laparnya sejak sampai di istana, tapi malah menjadi petaka baginya. Abu Nawas pun mulai memutar otak cerdasnya untuk menemukan ide  meski sedang di bawah tekanan. Suasana di ruang makan itu menjadi tegang para pejabat saling memandang dan ada yang berbisik kecil. Mereka yang hadir tidak mengerti dengan maksud baginda terhadap Abu Nawas, karena mereka juga tidak diberitahukan sebelumnya. mereka hanya bisa menebak-nebak di dalam hati


Waktu terus berjalan hingga beberapa saat lamanya. Baginda dan para pejabat kerajaan mulai menikmati hidangan yang disediakan. Sedang Abu Nawas hanya bisa memegang dan melihat-lihat ayam panggang saja.

Tidak berapa lama setelah itu, Abu Nawas mulai bertingkah aneh, ia mulai membolak-balikkan ayam panggang itu. Sejenak suasana menjadi hening. Kemudian Abu Nawas mulai mendekatkan ayam panggang itu tepat di indera penciumannya.

Baginda dan para pejabat yang hadir mulai bingung dan tidak mengerti apa yang dilakukan Abu Nawas. Mereka terus memperhatikan Abu Nawas. Kemudian terlihat Abu Nawas mendekatkan indera penciumannya tepat di bagian pantat daging ayam panggang yang kelihatan sangat lezat itu. Ia pun terus melakukan itu berulang-ulang, kemudian tiba-tiba ia berkata.


"Jika saya harus memotong paha ayam ini, maka Baginda akan memotong pahaku, jika saya harus memotong dada ayam ini, maka Baginda akan memotong dadaku, jika saya harus memakan dan memotong kepala ayam ini, Baginda akan memotong kepalaku dan jika aku diam saja maka aku akan digantung, tetapi coba lihat sekarang, yang saya lakukan adalah mencium pantat ayam ini." Kata Abu Nawas.


"Apa maksudmu, wahai Abu Nawas?" Tanya Baginda.

"Maksud hamba adalah jika hamba melakukan demikian maka Baginda juga akan membalasnya demikian, layaknya ayam ini. Nah, saya hanya mencium pantat ayam panggang ini saja, maka Baginda juga harus mencium pantat ayam panggang ini pula." Jelas Abu Nawas.


Sontak saja penjelasan Abu Nawas itu membuat suasana yang tegang menjadi tampak tidak menentu. Para pejabat yang hadir menahan tawa,  karena takut dihukum raja. Sementara itu, baginda raja yang mendengar ucapan Abu Nawas mulai memerah mukanya, merasa sangat malu. Baginda pun cepat-cepat berencana merubah keadaan yang sangat memalukannya itu. Ia pun segera memerintahkan Abu Nawas untuk pulang dan membawa serta ayam panggang dan beberapa makanan lain, karena ia belum sempat makan.


"Wahai Abu Nawas, cepat pulanglah, jangan sampai aku berubah pikiran." Kata raja.

Abu Nawas pun segera pamit pulang beserta ayam panggangnya. Setibanya di rumah, ia mengundang beberapa tetangganya untuk makan bersama menikmati ayam panggang yang tadi hampir saja menjadi petaka baginya.


Kumpulan Kisah Abu Nawas

Kisah Abu Nawas Melarang Rukuk Dan Sujud Dalam Sholat


Kategori : QuoteAskNewsPerpustakaanNasionalInternasionalFlora & FaunaTehnologiPropertiTravelSportFoodKesehatanPopulerEntertainmentAgamaVidio.

Baca Juga

Komentar

Lebih baru Lebih lama